Cembung
06.32
Kimi Dake Wo Suki De
Itayou
Kudengar samar- samar suara handphone ku bernyayi
membangunkan ku dari tidur yang lelap ini. Kuraih jam weker yang tepat
berada di atas meja belajar tepat di samping tempat tidur ku,
perlahan ku buka mata, ketika ku lihat jam aku tersontak bangun dari tempat
tidur dan segera pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu karena waktu
telah menunjukkan pukul 05.30. Setelah ku tunaikan kewajibannku, aku kembali
melangkah menuju kamar mandi untuk mempersiapkan diri pada hari petamaku semasa
SMA. Aku melangkah keluar dari kamar mandi, mata ku tertuju pada jam weker
hijau kesayangan ku. “ Hah jam 06.00??ah kebiasaan deh An” Aku mengoceh pada
diri ku sendiri. Dengan penuh semangat ku kenakan baju putih abu yang jauh-jauh hari telah ku persiapkan, tak
lupa juga ku kenakan kerudung putih yang ku beli minggu lalu. Sambil
menggendong tas, aku keluar kamar untuk sarapan pagi bersama ke dua orang tua
ku.
“Anak ayah udah gede ya, makin
cantik lagi” Goda Ayah.
Aku hanya membalas nya dengan
senyum manja dan aku duduk di samping ayah. Tak lama, aku pamitan pada ayah dan
ibu. Dengan terburu-buru aku meninggalkan mereka. Bukk.. Semua buku di
genggaman ku tergeletak di tanah, ternyata aku menabrak seseorang, ia membantu
ku memunguti buku-buku yang tergeletak. “Ma..maaf” ucap ku pelan. Namun taka
ada satu kata pun terucap dari mulut lelaki itu, setelah ia membantuku
memunguti semua buku, ia berlari ke arah yang berlawanan dan ia terlihat sedang
terburu-buru, aku tak sempat mengucapkan terimakasih padanya. Aku hanya terdiam
memandang ke arah lelaki itu berlari. Tidiidd…tidiiidd.. suara klakson di ujung
jalan membangunkan ku dari lamunan yang
sedari tadi hanya berdiri dengan pandangan yang tak berarti. Segera kunaiki
angkutan yang sedari tadi menunggu ku.
Untung
nya aku dating ke sekolah tepat waktu, sehingga aku dapat mengikuti upacara
pertama di sekolah menengah atas ini. Selama upacara berlangsung, entah mengapa
pikiranku terus diselimuti tentang lelaki yang ku tabrak tadi pagi, mungkin itu
semua karena aku belum sempat mgucapkan teimakasih padanya karena dia telah
membantuku memunguti buku. “Ah kayanya dia orang baru deh, soalnya aku gak
pernah liat dia sebelumnya” Aku bergmam.
“Hey..” Seseoang menepuk bahuku,
“Ah iya ada apa ya?” Aku bertanya pada gadis
yang tadi menepuk bahuku
“Upacaranya udah selesai, dari
tadi aku liat kamu kayanya lagi ngelamun udah aja aku tepuk bahu kamu” jelas
nya panjang lebar
“Makasih ya, untung aja kamu
tepuk bahu aku kalo ngga mungkin aja aku ngelamun terus nyampe lapangan udah
kosong” jawabku dengan sedikit gurauan
“Hahaha kamu ada-ada aja deh”
gadis berkerudung panjang itu tertawa kecil.
Hari
itu aku bersama-sama dengannya, di sepanjang lorong kelas, aku mencari
huruf-huruf yang tersusun menjadi nama ku dan gadis berkerudung panjang itu mencari
namanya, kami belum menemukan nama kami di lebar nama-nama yang tertempel di
dinding kelas yang telah kami lewati. Sampai akhirnya kami tiba di kelas terakhir
yaitu kelas X IPA 1. “Yes” sorak ku bahagia, karena program IPA memang target
ku sejak SMP, namun sebaliknya gadis berkerudung panjang itu terlihat sedih
karena nama nya tertera pada daftar nama program IPA, aku sendiri kebingungan
melihat nya seperti itu, aku takut ia bertambah sedih apabila menanyakan
penyebab ia seperti itu. Untuk mencairkan suasana aku mengajaknya untuk
memasuki kelas yang sedari tadi terdengar sangat ramai. Kami duduk di bangku
yang sama.
“Saking betah nya kita ngbrol
dari tadi, sampe nama aja kita belum tau satu sama lain” aku memulai percakapan
dengan menanyakan nama pada gadis berkerudung panjang itu
“oh iya ya, kita dari tadi bareng –bareng terus
tapi nama juga belum tau”. Kami tertawa puas bersama-sama sehingga semua mata
di dalam kelas tertuju pada kami.
“Hey kalo ketawa bareng-bareng
dong” ujar salah seorang lelaki sedikit bercanda
“Siap bos” jawab ku sambil senyum
dan memberi hormat pada lelaki itu, setelah aku memberi hormat pada nya, aku
langsung memperkenalkan diri pada semua orang di dalam kelas.
“Watashi wa Siti Anindita
Nurulfadilah (nama saya Siti Anindita Nurulfadilah)” kata ku sambil
membungkukkan sedikit badan ku pada teman-teman.
“My Name is Alfiani Nuril Jannah”
ujar gadis berkerudung panjang itu melanjutkan.
Semua orang di dalam kelas silih
berganti memperkenalkan nama dengan gaya mereka masing masing,semua teman-teman
baruku di kelas ini terlihat sangat ramah dan meng asyikkan dan hal itu membuat
Al yaitu gadis berkerudung panjang itu terlihat nyaman berada di kelas ini.
***
To be continued
0 komentar